Got My Cursor @ 123Cursors.com

Cari

8/18/2010

Pemblokiran Blacberry

Alasan Pemblokiran Blackberry di Sejumlah Negara

Akhir-akhir ini pemberitaan tentang pemblokiran blackberry kian santer terdengar sebenarnya apa sih yang membuat Blackbrry ini bakal di blokir disejumlah negara?? Alasan apa yang mendasari Pemblokiran Blackberry? Diperkirakan ada sekitar 1,5 juta orang Pelanggan BlackBerry di Indonesia. Sementara itu, enam operator telekomunikasi Indonesia juga menjalin kemitraan dengan RIM, yaitu Indosat, Telkomsel, XL Axiata, Natrindo Telepon Seluler (Axis), Hutchison CP Telecom (Tri), dan Smart Telecom. Jika Pemblokiran benar-benar terjadi, harus ada alasan kuat mengapa Blackberry harus Diblokir di Indonesia.
Bagi pengguna Blackberry di Indonesia, jangan berkecil hati, apalagi bagi yang baru saja membeli Blackberry OS 6. Tidak perlu khawatir dengan isu PEMBLOKIRAN BLACKBERRY, karena pemerintah tidak memblokir layanan BlackBerry di Indonesia. Pemerintah hanya meminta Research in Motion (RIM), produsen dan penyedia layanan BlackBerry, untuk membangun pusat data di Indonesia.

Berdasarkan undang-undang, semua perusahaan telekomunikasi maupun perbankan yang beroperasi nasional, harus membuat pusat data di Indonesia. Seperti halnya RIM juga harus membuat pusat data, karena operator telekomunikasi ini membayar pajak dan melakukan bisnis di Indonesia. Walau belum ada tanggapan tentang hal ini dari pihak RIM sendiri tentang ketentuan tersebut.


Lain di Indonesia lain pula di Uni Emirat Arab dan Arab Saudi yang memblokir BlackBerry untuk alasan keamanan nasional. Layanan BlackBerry tidak bisa disadap sehingga menyulitkan jika ada suatu penyelidikan. Pemblokiran dilakukan kedua negara tersebut karena RIM menolak membuka akses data di pusat data mereka di Kanada.
Uni Emirat Arab (UEA) pertama kali mengumumkan penutupan layanan ini mulai Oktober mendatang, kemudian menyusul Arab Saudi yang yang telah memblokir layanan BlackBerry Messenger. Kemudian isu ini terus bergulir ke negara-negara lainnya seperti India, Indonesia, Bahrain, Libanon dan Aljazair. Namun tak begitu banyak yang mengetahui cerita yang melatari awal rencana pemblokiran ini.
Tahun lalu, Etislat (operator penyedia ponsel di UEA) mengirim pesan ke banyak pelanggan,” kata Shambler. Teks pesan yang menjanjikan peningkatan layanan, namun ternyata mengarahkan pelanggan untuk mengunduh software mata-mata alias spyware.
Namun, software itu ketahuan. Sehari setelah kejadian itu, RIM langsung mengeluarkan program tambalan yang bisa menghapus software mata-mata tadi. Upaya pemerintah UEA untuk memonitor para pengguna BlackBerry di UEA, langsung kandas.
Akhirnya, pemerintah UEA meminta RIM untuk menyediakan server lokal dan memberikan kendali yang lebih luas agar mereka bisa mengakses informasi-informasi, yang dienkripsi di jaringannya. Langkah itu kemudian diikuti oleh banyak negara lain.

Selama ini, trafik layanan ponsel BlackBerry di seluruh dunia memang langsung ditarik ke server RIM di Kanada atau Inggris. Pemerintah-pemerintah di negara yang mengijinkan layanan BlackBerry, tak bisa menyadap jaringan ini karena mereka tak memiliki server pengontrol di masing-masing negara. Namun, menurut RIM, informasi yang ditransmisikan melalui layanan BlackBerry memang dienkripsi sedemikian rupa sehingga RIM sendiri tak mampu mendekrip (memecahkan kode enkripsi) dan membacanya.
Tak heran bila kemudian layanan BlackBerry menjadi pilihan komunikasi bagi banyak lembaga pemerintahan di seluruh dunia, termasuk Federal Bureau of Investigation (FBI) di AS.
Selain itu, pemerintah AS juga merupakan salah satu pihak pengguna BlackBerry terbesar. Pada 2005 saja, pemerintah AS menggunakan 100 ribu perangkat BlackBerry untuk staf-stafnya. Tak hanya itu, BlackBerry juga menjadi andalan bagi para wartawan dan para aktivis hak asasi manusia di berbagai negara.
Tapi, benarkah konsumen benar-benar dapat mengandalkan keamanan data pribadi mereka di layanan BlackBerry. Ternyata, tidak juga. Menurut laporan AlJazeera, RIM membolehkan beberapa negara untuk bisa melihat trafik informasi yang mengalir di layanan itu. Beda kasus dengan negara-negara Arab yang siap memboikot RIM.

Oleh karenanya, pemerintah UEA juga menuduh RIM tidak adil, karena menganggap RIM tidak memberikan hak penyadapan kepada negaranya, sebagaimana RIM memberikannya kepada pemerintah AS. Di lain pihak, kepada Reuters, Mark Rasch, bekas Kepala Unit Kejahatan Komputer di Departemen Kehakiman AS, mengatakan bahwa pemerintah AS memang mampu menyadap informasi yang berseliweran di BlackBerry karena pemerintah AS memang memiliki teknologi yang memungkinkan hal itu.
“Kemampuan untuk menyadap berbagai alat komunikasi adalah bagian dari kegiatan pengawasan dan intelijen serta penegakkan hukum di seluruh dunia,” katanya.
Oleh karenanya, pelanggan BlackBerry tak bisa lagi menganggap bahwa layanan ini 100 persen aman. Tapi, apakah mayoritas pelanggan BlackBerry begitu peduli tentang masalah penyadapan? Boleh jadi mereka tak beda dengan para pelanggan BlackBerry di UEA.
“Para pelanggan BlackBerry di sana tak begitu ambil pusing dengan masalah penyadapan,” kata Thomas Shambler.
Mereka lebih khawatir kalau layanan BlackBerry mereka diblokir, bagaimana nantinya mereka bisa mengirim email, mengirim pesan instan ke orang-orang yang mereka kenal, atau bagaimana mereka bisa terus terhubung dengan rekan-rekan mereka.



Tidak ada komentar: